­
sajak

Terlalu Rendah

Pada gemuruh gerigi yang menggerus biji-biji kopi, aku pasrah pada apa pun yang selain suaramu menjadi pemecah sepi. Gelak tawa di sudut ruang, derap langkah pramusaji, engsel pintu masuk, benturan gelas dengan tempatnya, seriuh itu juga... kepalaku... mengingatmu... Sengaja kutulis jeda dengan titik-titik. Biar agak lama saja jedanya. Karena aku berharap pesan ini terbaca saat kamu sendiri, hingga di jeda itu kamu juga...

Continue Reading